Diary Sept 6 2002; 7.45 am
Aku berjalan tanpa roh, mengelilingi bumi tanpa makna
Berpijak dalam perbatasan siang dan malam
Taman bunga adalah sepetak sampah
Riuh pecah gelombang adalah sunyi pekuburan
Melodi pagi adalah terompet kematian
Semua berbaur tanpa batas-batas
Pelangi hanya sebagai hitam putih dalam remang
Puisipun tercipta kosong dari mulut seorang perawan terikat budi
Aku berjalan tanpa roh, mengelilingi bumi tanpa makna
Terhempaspasrah tanpa asa
Dalam guratanNya
Diary Sept 7 2002; 03.00 pm
Kukubur jiwamu dalam palung hatiku
Kucium terakhir nisanmu seraya berucap
"cukup......aku akan pergi"
Kemudian kulari dari pintumu
Kumemaksa keluar hingga jari-jariku berdarah
Dan tersungkur aku didepan pintumu.......terisak!!!!!
Sedang bunyi klakson semakin keras memukul gendangku
Waktu semakin memaksaku berlari lagi meski kakiku lumpuh
"lihatlah tenagaku terkuras untuk menguburmu,
sekarangaku tak punya tenaga lagi untuk berlari"
"lihatlah air mataku yang terus mencair,
karna mentari terlalu panas untukku"
"lihatlah aku yang semakin kuyu nematap nisanmu tanpa daya"
Dan....suaraku semakin hilang ditengah klakson yang semakin keras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar